bagikan

Rabu, 12 Juni 2013

Dibalik Jilbab Nuri Maulida

PESINETRON Nuri Maulida melalui pergulatan panjang sebelum akhirnya memutuskan mengenakan jilbab atau hijab.

Satu hari beberapa tahun lalu, saat Nuri sibuk di lokasi syuting, dikabari oleh adiknya kalau sang ayah sedang sakit. Karena sang ayah sudah sering sakit, Nuri mengira sakit biasa, tak menduga ayahnya saat itu dalam kondisi kritis. Beberapa menit kemudian, sang adik kembali menghubungi dan mengabarkan ayahnya sudah wafat.

“Adik saya telpon lagi dan bilang, Teteh ayah sudah nggak ada. Saya langsung manjauh dari lokasi syuting dan menangis," cerita Nuri, . Selain sedih, Nuri juga marah pada dirinya sendiri.

"Sebagai anak saya ingin mendampingi orangtua di masa kritis. Tapi saya meninggalkan ayah dalam kondisi seperti itu,” imbuhnya penuh penyesalan.

Nuri mengaku benar-benar menyesali kejadian itu. Kesibukan mencari uang dan urusan duniawi, sampai harus meninggalkan ayahnya yang sedang sakit. Penyesalan itu terus berkecamuk dalam batin Nuri. Dia bahkan merasa perlu bertukar pendapat dan pengalaman pada sejumlah ustadz dan ustadzah.



Beberapa saat setelah kepergian ayahnya, Nuri pergi ke Tanah Suci untuk melaksanakan ibadah umroh. Di sana, saat memandang Ka’bah ia tak kuasa menahan tangisnya. Ia memikirkan kehidupan duniawi yang dikejarnya hingga tak bisa mendapingi di detik-detik terakhir kehidupan ayahnya.

Pertarungan di batin Nuri terus berlanjut. Tiba-tiba Nuri juga merasa kesal pada diri sendiri karena hijab yang dipakai hanya dikenakan selama melaksanakan ibadah umroh.

Pulang dari Tanah Suci, terbesit niat di benak Nuri untuk terus mengenakan hijab. Sebelum benar-benar berhijab, ia mohon izin pada ibunya. Mamanya memberi sinyal positif, niat Nuri makin bulat. ”Akhirnya saya memutuskan untuk berjilbab,” pungkas Nuri










Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ada Saran dan Masukan..? mari silahkan diisi ya...

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Advertising Friends

 photo banner-shar-1.jpg